Awal tahun ini, mungkin kalau membaca twit atau foto-foto di Instagram atau facebook, sempat gw posting atau ngetweet foto-foto di Bali. Tapi, bukan dengan foto-foto pantai Bali yang indah, yang ada malah foto-foto dengan tentara. Yap, itu foto tentara beneran, salah satu satuan elite TNI AD, Yonif 900 Raider.
Sekitar 5 hari, mengelilingi setengah pulau Bali, dari Denpasar, naik ke utara Singaraja melalui jalur tengah Bedugul. Lanjut ke sisi barat Bali, Jembrana dan Negara. Dan kembali lagi ke Denpasar. Kalau bertanya apa sih yang dilakukan? Jalan-jalan? Hahahaha...
Jadi sebenernya, 5 hari itu gw dan Bang Kristupa syuting ambil gambar untuk film profilenya Yonif 900 Raider. Film ini untuk ditayangkan terbatas ketika batalyon ini perayaan ulang tahun Maret lalu. Melibatkan satu batalyon penuh, bahkan Danyonnya, kala itu masih dijabat oleh Letkol Inf Agus Bhakti, juga ikut menemani dan menjadi sutradara untuk film ini.
Ada banyak tempat-tempat menarik di Bali yang kita jadikan lokasi syuting. Ada Jimbaran, untuk adegan tentara sedang berlari dalam satu barisan di pinggir pantai. Ada Danau Tamblingan, dengan background Pura di pinggir danau untuk adegan penyusupan dari atas LCR(landing Craft Rubber). Dan juga GWK untuk adegan pembebasan sandera. Tak lupa dengan landmark kota Singaraja, di depan kantor Bupati, waktu itu sempat kita tutup sebentar jalannya.
Kalau ditanya bagaimana syutingnya, gw akan bilang seru abis! Kerjasama yang oke dari Danyon-nya serta segenap jajarannya membuat waktu yang tersedia itu dapat digunakan maksimal. Ngerasain kehujanan di pantai dan gunung. Subuh-subuh sudah di Danau Tamblingan yang dinginnya minta ampun plus kabut di sekitar lokasi. Dan menariknya juga adalah sipil dan militer itu bisa bekerja sama. Dan seringkali selama syuting, saling bertukar pengetahuan.
Sudah bukan jamannya lagi kalau imej militer itu adalah sesuatu yang kaku dan mengerikan. Militer itu keluarga kita juga, tak beda dengan penduduk Indonesia lainnya. Bahkan, merekalah orang-orang terdepan ketika kita dalam keadaan bahaya. Inilah yang mau dikomunikasikan. Lewat film, foto dan lain sebagainya. Kita juga mau mengangkat bahwa tentara indonesia juga paham teknologi. Di dalam film ini juga ada di tampilkan penggunaan teknologi. Dan pada postpro pun kita menggunakan DropBox sebagai media untuk menunjukkan hasil offline edit secara private dan cepat.
Dan ga usah panjang lebar lagi ceritanya, di bawah ada trailer panjangnya durasi 6 menit dari Film Profile Yonif 900 Raider. Ditunggu komentarnya sehabis melihatnya ya!
Tambahan behind the scenes-nya.
*Minggu lalu baru saja kembali dari Balikpapan. Ambil gambar untuk Yonif 600 Raider. Belum bisa apdet banyak karena memang masih tahap syuting. Gag sabar untuk menulisnya di sini!*
Sekitar 5 hari, mengelilingi setengah pulau Bali, dari Denpasar, naik ke utara Singaraja melalui jalur tengah Bedugul. Lanjut ke sisi barat Bali, Jembrana dan Negara. Dan kembali lagi ke Denpasar. Kalau bertanya apa sih yang dilakukan? Jalan-jalan? Hahahaha...
Jadi sebenernya, 5 hari itu gw dan Bang Kristupa syuting ambil gambar untuk film profilenya Yonif 900 Raider. Film ini untuk ditayangkan terbatas ketika batalyon ini perayaan ulang tahun Maret lalu. Melibatkan satu batalyon penuh, bahkan Danyonnya, kala itu masih dijabat oleh Letkol Inf Agus Bhakti, juga ikut menemani dan menjadi sutradara untuk film ini.
Ada banyak tempat-tempat menarik di Bali yang kita jadikan lokasi syuting. Ada Jimbaran, untuk adegan tentara sedang berlari dalam satu barisan di pinggir pantai. Ada Danau Tamblingan, dengan background Pura di pinggir danau untuk adegan penyusupan dari atas LCR(landing Craft Rubber). Dan juga GWK untuk adegan pembebasan sandera. Tak lupa dengan landmark kota Singaraja, di depan kantor Bupati, waktu itu sempat kita tutup sebentar jalannya.
Kalau ditanya bagaimana syutingnya, gw akan bilang seru abis! Kerjasama yang oke dari Danyon-nya serta segenap jajarannya membuat waktu yang tersedia itu dapat digunakan maksimal. Ngerasain kehujanan di pantai dan gunung. Subuh-subuh sudah di Danau Tamblingan yang dinginnya minta ampun plus kabut di sekitar lokasi. Dan menariknya juga adalah sipil dan militer itu bisa bekerja sama. Dan seringkali selama syuting, saling bertukar pengetahuan.
Sudah bukan jamannya lagi kalau imej militer itu adalah sesuatu yang kaku dan mengerikan. Militer itu keluarga kita juga, tak beda dengan penduduk Indonesia lainnya. Bahkan, merekalah orang-orang terdepan ketika kita dalam keadaan bahaya. Inilah yang mau dikomunikasikan. Lewat film, foto dan lain sebagainya. Kita juga mau mengangkat bahwa tentara indonesia juga paham teknologi. Di dalam film ini juga ada di tampilkan penggunaan teknologi. Dan pada postpro pun kita menggunakan DropBox sebagai media untuk menunjukkan hasil offline edit secara private dan cepat.
Dan ga usah panjang lebar lagi ceritanya, di bawah ada trailer panjangnya durasi 6 menit dari Film Profile Yonif 900 Raider. Ditunggu komentarnya sehabis melihatnya ya!
Tambahan behind the scenes-nya.
Di sela-sela syuting di Tamblingan, Danyon 900, Bang Kristupa dan PasiOps merangkap Astrada. |
Bukit Raider di Pulaki. Lokasinya tinggi dengan view yang menarik! |
Bersama tim Gultor di GWK, sehabis adegan pembebasan sandera. |
Review |
Di atas bukit Raider. |
*Minggu lalu baru saja kembali dari Balikpapan. Ambil gambar untuk Yonif 600 Raider. Belum bisa apdet banyak karena memang masih tahap syuting. Gag sabar untuk menulisnya di sini!*