Awal tahun ini, mungkin kalau membaca twit atau foto-foto di Instagram atau facebook, sempat gw posting atau ngetweet foto-foto di Bali. Tapi, bukan dengan foto-foto pantai Bali yang indah, yang ada malah foto-foto dengan tentara. Yap, itu foto tentara beneran, salah satu satuan elite TNI AD, Yonif 900 Raider.
Sekitar 5 hari, mengelilingi setengah pulau Bali, dari Denpasar, naik ke utara Singaraja melalui jalur tengah Bedugul. Lanjut ke sisi barat Bali, Jembrana dan Negara. Dan kembali lagi ke Denpasar. Kalau bertanya apa sih yang dilakukan? Jalan-jalan? Hahahaha...
Jadi sebenernya, 5 hari itu gw dan Bang Kristupa syuting ambil gambar untuk film profilenya Yonif 900 Raider. Film ini untuk ditayangkan terbatas ketika batalyon ini perayaan ulang tahun Maret lalu. Melibatkan satu batalyon penuh, bahkan Danyonnya, kala itu masih dijabat oleh Letkol Inf Agus Bhakti, juga ikut menemani dan menjadi sutradara untuk film ini.
Ada banyak tempat-tempat menarik di Bali yang kita jadikan lokasi syuting. Ada Jimbaran, untuk adegan tentara sedang berlari dalam satu barisan di pinggir pantai. Ada Danau Tamblingan, dengan background Pura di pinggir danau untuk adegan penyusupan dari atas LCR(landing Craft Rubber). Dan juga GWK untuk adegan pembebasan sandera. Tak lupa dengan landmark kota Singaraja, di depan kantor Bupati, waktu itu sempat kita tutup sebentar jalannya.
Kalau ditanya bagaimana syutingnya, gw akan bilang seru abis! Kerjasama yang oke dari Danyon-nya serta segenap jajarannya membuat waktu yang tersedia itu dapat digunakan maksimal. Ngerasain kehujanan di pantai dan gunung. Subuh-subuh sudah di Danau Tamblingan yang dinginnya minta ampun plus kabut di sekitar lokasi. Dan menariknya juga adalah sipil dan militer itu bisa bekerja sama. Dan seringkali selama syuting, saling bertukar pengetahuan.
Sudah bukan jamannya lagi kalau imej militer itu adalah sesuatu yang kaku dan mengerikan. Militer itu keluarga kita juga, tak beda dengan penduduk Indonesia lainnya. Bahkan, merekalah orang-orang terdepan ketika kita dalam keadaan bahaya. Inilah yang mau dikomunikasikan. Lewat film, foto dan lain sebagainya. Kita juga mau mengangkat bahwa tentara indonesia juga paham teknologi. Di dalam film ini juga ada di tampilkan penggunaan teknologi. Dan pada postpro pun kita menggunakan DropBox sebagai media untuk menunjukkan hasil offline edit secara private dan cepat.
Dan ga usah panjang lebar lagi ceritanya, di bawah ada trailer panjangnya durasi 6 menit dari Film Profile Yonif 900 Raider. Ditunggu komentarnya sehabis melihatnya ya!
Tambahan behind the scenes-nya.
*Minggu lalu baru saja kembali dari Balikpapan. Ambil gambar untuk Yonif 600 Raider. Belum bisa apdet banyak karena memang masih tahap syuting. Gag sabar untuk menulisnya di sini!*
Sekitar 5 hari, mengelilingi setengah pulau Bali, dari Denpasar, naik ke utara Singaraja melalui jalur tengah Bedugul. Lanjut ke sisi barat Bali, Jembrana dan Negara. Dan kembali lagi ke Denpasar. Kalau bertanya apa sih yang dilakukan? Jalan-jalan? Hahahaha...
Jadi sebenernya, 5 hari itu gw dan Bang Kristupa syuting ambil gambar untuk film profilenya Yonif 900 Raider. Film ini untuk ditayangkan terbatas ketika batalyon ini perayaan ulang tahun Maret lalu. Melibatkan satu batalyon penuh, bahkan Danyonnya, kala itu masih dijabat oleh Letkol Inf Agus Bhakti, juga ikut menemani dan menjadi sutradara untuk film ini.
Ada banyak tempat-tempat menarik di Bali yang kita jadikan lokasi syuting. Ada Jimbaran, untuk adegan tentara sedang berlari dalam satu barisan di pinggir pantai. Ada Danau Tamblingan, dengan background Pura di pinggir danau untuk adegan penyusupan dari atas LCR(landing Craft Rubber). Dan juga GWK untuk adegan pembebasan sandera. Tak lupa dengan landmark kota Singaraja, di depan kantor Bupati, waktu itu sempat kita tutup sebentar jalannya.
Kalau ditanya bagaimana syutingnya, gw akan bilang seru abis! Kerjasama yang oke dari Danyon-nya serta segenap jajarannya membuat waktu yang tersedia itu dapat digunakan maksimal. Ngerasain kehujanan di pantai dan gunung. Subuh-subuh sudah di Danau Tamblingan yang dinginnya minta ampun plus kabut di sekitar lokasi. Dan menariknya juga adalah sipil dan militer itu bisa bekerja sama. Dan seringkali selama syuting, saling bertukar pengetahuan.
Sudah bukan jamannya lagi kalau imej militer itu adalah sesuatu yang kaku dan mengerikan. Militer itu keluarga kita juga, tak beda dengan penduduk Indonesia lainnya. Bahkan, merekalah orang-orang terdepan ketika kita dalam keadaan bahaya. Inilah yang mau dikomunikasikan. Lewat film, foto dan lain sebagainya. Kita juga mau mengangkat bahwa tentara indonesia juga paham teknologi. Di dalam film ini juga ada di tampilkan penggunaan teknologi. Dan pada postpro pun kita menggunakan DropBox sebagai media untuk menunjukkan hasil offline edit secara private dan cepat.
Dan ga usah panjang lebar lagi ceritanya, di bawah ada trailer panjangnya durasi 6 menit dari Film Profile Yonif 900 Raider. Ditunggu komentarnya sehabis melihatnya ya!
Tambahan behind the scenes-nya.
Di sela-sela syuting di Tamblingan, Danyon 900, Bang Kristupa dan PasiOps merangkap Astrada. |
Bukit Raider di Pulaki. Lokasinya tinggi dengan view yang menarik! |
Bersama tim Gultor di GWK, sehabis adegan pembebasan sandera. |
Review |
Di atas bukit Raider. |
*Minggu lalu baru saja kembali dari Balikpapan. Ambil gambar untuk Yonif 600 Raider. Belum bisa apdet banyak karena memang masih tahap syuting. Gag sabar untuk menulisnya di sini!*
Malam pembukaan, rombongan pertama kontingen Indonesia yang sudah hadir. Foto oleh Albert Lim. |
Kontingen Indonesia bersama Mark Thompson, F1 Photographer for Getty Images. |
Suatu kebanggaan bisa bergabung di forum ini. Mewakili kontingen Indonesia, berperan aktif membaur dan membaca citra positif bangsa ketika acara berlangsung. Acaranya cukup padat. Berburu objek foto di semua sudut Singapore. Budaya, manusia, atraksi, alam dan gedung-gedung pencakar langit, kuliner serta olahraga. Dari pasar tradisional hingga F1 GP Night Race.
Grup 5 & 6 di hari pertama CB10. |
Berjumpa dengan banyak orang-orang hebat dari berbagai ras dan bahasa. Menambah wawasan dan rasa percaya diri.
Tanjong Beach, Sentosa. Foto oleh Dream Merchant Photography. |
Menembak bersama teman-teman Singapore Riffle Association. |
F1 Night Race. |
Banyak cerita yang harusnya gw tulis dan share di sini. Sebelum berangkat dari CB 10 pun masih ada stock dari Bali dan Teluk Kiluan. Yap, masih banyak PR yang harus dikerjakan :))
***
Link foto #CB10 yang sudah diaplod di FN
1. #FNStreet Singapore
2. Namaste
Limited Edition Tas Kamera Airport Essentials FNX by thinkTANK Photo
By Nico Wijaya - September 10, 2013
Directed by me, edited by Ag Febri.
Tahun lalu, jika masih ingat, gw bersama 14 member Fotografer.net terpilih diundang oleh pemerintah Macau (MGTO) untuk berburu foto di spot-spot menarik di Macau. Selama 4 hari 3 malam di Macau, mengunjungi berbagai peninggalan budaya dan arsitektural Macau. Tak lupa juga dengan pertunjukan-pertunjukan yang menghibur dan membuat decak kagum.
Kalau kemarin gw sempat mempublish foto-fotonya, kali ini gw posting sekilas video perjalanannya. Experience Macau!
Kalau kemarin gw sempat mempublish foto-fotonya, kali ini gw posting sekilas video perjalanannya. Experience Macau!
Sejak pertama kali GoPro Hero3 diperkenalkan di publik, sejak itu gw penasaran dengan kemampuan kamera mungil yang tahan banting ini. Hingga beberapa waktu yang lalu, gw diberi pinjam untuk menggunakan kamera ini.
Ketika pertama kali memakainya, amaze juga. Sensor 12 megapixel dengan kemampuan merekam video sampai 4K (4000×2000 pixel) pada kecepatan 15 fps. Kita juga bisa memilih video 1080p di 60 fps atau 720p di 120 fps. Dengan spek ini, kita bisa bikin slowmo yang halus banget. Speknya yang hingga 4K, sangat menggiurkan karena kita bisa membuat video atau film dengan resolusi tajam jika ditampilkan di layar bioskop.
Hari pertama percobaan, tidak ada masalah yang mengganggu. Gw coba pasang kamera di dalam mobil, merekam perjalanan ketika ke kantor. Sekitar 30 menit perjalanan, sukses direkam. Dari 4 bar baterai penuh, ketika gw lihat hanya tinggal 2 bar saja. Cukup boros baterai ternyata. Dan ketika gw pegang, kondisi kamera sedikit menghangat. Ternyata setelah gw browsing, isu ini sudah menjadi perbincangan hangat di forum pengguna GoPro Hero3.
Adalagi bug mengganggu yang gw alami ketika di hari pertama menggunakan GoPro Hero3 ini, Back Red Light of Death! Kondisi di mana kamera dalam keadaan mengunci dengan lampu indikator merah menyala di bagian belakang. Ini gw alami ketika sedang mengisi baterai. Sesudah mengisi baterai yang penuh dalam keadaan terhubung dengan PC, gw eject dan voila, Back Red Light of Death! Waktu itu gw bingung kenapa menu tidak aktif dan mengunci. Gw biarkan beberapa saat dan googling mencari tahu, akhirnya gw tahu ini disebut dengan istilah Back Red Light of Death!
Penyebab Back Red Light of Death! ini ditengarai oleh kegagalan ketika mengisi daya. Ada juga yang mengatakan akibat kegagalan dari memori media penyimpanannya. Official GoPro pun sudah mengeluarkan beberapa anjuran mengenai problem-problem ini.
Ada beberapa referensi bacaan mengenai isu dan solusinya,
Saran gw sih, update GoPro Hero3 dengan update release terbaru dari GoPro. Untuk updatenya bisa di sini : http://gopro.com/support/product-updates-support
Untuk update pun ngga susah. Bisa otomatis update atau manual. Untuk update otomatis, gw saranin menggunakan browser Firefox dengan update Java sebelumnya. Ribet? Ngga kok, gampaaang... klik aja link di atas.
Kembali lagi ke Back Red Light of Death!, dari review yang gw baca, isu ini belum terselesaikan meskipun kita sudah update firmware terbarunya GoPro Hero3.
Pertolongan pertama bagi yang mengalami Back Red Light of Death!(Gw singkat BRLoD aja yaa) adalah dengan mencabut SD card. Lalu mencabut baterai sembari menekan tombol Shutter yang di atas. Kemudian dipasang kembali baterainya dengan kondisi masih menekan tombol shutter. Nyalakan, akan muncul di panel lcd depan kamera, "No SD card". Matikan kembali dan masukkan SD card, lalu kemudian nyalakan dan format SD card. Baca detailnya di sini.
Gw sendiri ketika tulisan ini dibuat, baru saja mengupdate firmnya tadi. Akan gw update perkembangannya kalau ada masalah kembali.
Selamat ber-GroProo! ;)
Di hari yang fitri, kita tebarkan cinta kasih kepada sesama dan semesta.
Selamat hari Raya Idul Fitri 1434H.
Beginilah kalau sedang senggang. Membuka kembali stok-stok foto lama lalu menambahkannya dengan beberapa typography. Jangan dianggap terlalu serius. Karena tidak semuanya memiliki arti yang berkaitan.
Pada beberapa foto memang sedikit dikait-kaitkan antara isi foto dan teksnya. Seperti MUSIC dan US, sekadar iseng belaka mencari ketersambungan makna antara keduanya.
Foto oleh Nico Wijaya
Mungkin, salah satu perjalanan yang cukup eksotis hingga pertengahan tahun ini bagi gw adalah trip hunting ke Natuna. Salah satu pulau terluar Indonesia dengan pemandangan alam yang masih banyak belum terpublikasikan.
Sekitar 1 jam perjalanan menggunakan pesawat terbang dari Batam, gw tiba di Natuna. Bersama satu rombongan perjalanan FNX Goes To Natuna, inisiasi Fotografer.net bersama Kodim Natuna. Pesawat yang gue tumpangi, Sky Aviation, Boeing 737-300. Untuk menuju Natuna, setidaknya ada 2 maskapai penerbangan yang beroperasi setiap hari. Jadi secara infrastruktur transportasi, cukup mudah untuk menuju Natuna.
Di Natuna, waktu selama 4 hari 3 malam terasa cepat sekali. Seakan belum puas untuk mengeksplorasi keindahan alam dan budayanya. Sunset, sunrise, batu-batuan besar di pantai dan birunya laut adalah surga bagi mereka pemuja keindahan.
Video di atas adalah teaser yang gw ambil kemarin ketika ke Natuna. Dari Batu Alif, Pulau Senoa, Pasar Ikan, Cemaga hingga ke Pulau Selentan. Menariknya, Pulau Selentan ini adalah pulau yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Untuk ke pulau ini, kita menempuh sekitar 30-45 menggunakan kapal cepat milik pemkab Natuna.
Di postingan selanjutnya, akan gw posting lebih mendetail dari trip ke Natuna ini. Ditunggu komentarnya mengenai video yang gw ambil di atas ;)
Sadar ngga sih, beberapa tahun belakangan ini salah satu
kebutuhan primer kita bertambah? Kalau saya sih bertambah. Dan bagi sebagian
banyak orang pun saya percaya juga mengalami hal yang sama.
Kebutuhan itu adalah kemudahan mengakses internet kapanpun
dan dimanapun. Mau di ujung dunia manapun kita berada, maunya seluruh orang itu
tahu kita di situ. Caranya sederhana entah itu dengan update twitter atau
facebook, atau dengan foto instaplace.
Batam.
Ya, saya sih begitu. Rasanya kurang lengkap jika tidak
mendapatkan update berita terbaru, gosip-gosip di twitter dan juga update
teman-teman terdekat di Path. Karena terkadang, melalui media inilah saya tahu
apa yang terjadi di luar sana, meskipun saya sedang bertugas atau traveling ke
beberapa kota.
Wakatobi
Ada juga banyak informasi yang berguna dan membantu kita
karena kemudahan akses internet mobile. Semisal google map, teknologi
smartphone sekarang dengan GPSnya sangat membantu sekali. Membantu untuk
menjelajah dan mengeksplorasi tempat-tempat baru. Untuk contoh terburuknya
ketika kita tersesat, dengan mudah kita bisa mencari jalan keluar yang tepat
menuju tujuan. Syaratnya, kita dengan mudah mengakses internet mobile dengan
kecepatan data yang tinggi dan stabil.
Sudah beberapa layanan telekomunikasi yang saya gunakan dan
coba. Tak tanggung-tanggung seringkali saya coba untuk mengetes koneksinya
dengan saya bawa ketika tugas keluar kota. Ada yang sinyalnya kuat ketika di
kota, tetapi melemah dan menghilang ketika keluar dari kota tersebut. Mau iklan
di televisinya dia menjanjikan sinyal kuat, tetapi nyatanya jangkauannya tidak
luas.
Tamblingan, Bali.
Hingga akhirnya saya berkesimpulan dan saat ini tetap
menjadi jagoan saya untuk akses broadband internet mobile adalah broadband
Telkomsel Flash. Mau orang bilang apa, tapi kenyataannya sinyal Telkomsel ini
stabil, kuat dan jangkauannya luas. Buktikan saja ketika kamu mengunjungi
pelosok indonesia. Ketika operator lain tidak ada sinyal, operator ini masih
memiliki sinyal. Cepat, stabil, murah dan mudah mengaksesnya. Dari websitenya,
saya tahu bahwa kecepatannya hingga 14.4 Mbps. Dengan teknologi 3,75 G inilah
yang membuat koneksi stabil. Sehingga wajar sih kenapa sinyalnya Telkomsel
dapat diandalkan ketika sedang traveling. Dan juga kemudahan untuk mengakses
berbagai paket Flash layananya dengan akses *363# atau via
websitenya. Ini sangat membantu sekali
ketika kita diperjalanan.
Dan akhirnya selalu ada banyak perjalanan dan cerita yang
kita temui sehari-hari. Hal-hal baru, tujuan wisata yang baru kita kunjungi
atau kenalan baru di dalam perjalanan kita. Dan kemudahan mengakses internet
mobile sangat membantu kita dan menemukan hal-hal tak terduga sebelumnya yang
membuat kita bahagia mendapatkannya. Dan ini akhirnya saya sadari, menjadi
kebutuhan primer bagi saya.
Film ini diambil medio Juni 2012. Mengikuti rombongan teman-teman Taman Bacaan Anak Lebah(TBAL) yang berkunjung ke TBAL Wakatobi. Menceritakan singkat mengenai bagaimana TBAL Wakatobi bisa berdiri secara swadaya. Apa saja alasannya dan seperti apa harapannya untuk memajukan pendidikan di sekitar TBAL Wakatobi.
Pada awalnya, tidak ada rencana untuk merekamnya dalam film, hanya dokumentasi foto saja. Hingga akhirnya suatu malam sehabis makan malam bersama, menikmati ikan bakar dan kasuami, saya berinisitif untuk merekamnya dengan batterai dan memori yang tersisa.
Di dalam dokumenter ini, terdapat footage yang sebisa mungkin untuk saya dapatkan gambarnya. Profll Bang Tonang sebagai keturunan suku bajo yang pandai menyelam tanpa menggunakan alat bantu selam. Untuk mengambil footage di dalam airnya, saya pun ikut menyelam sembari menahan nafas saya. Durasi tidak begitu lama, karena memang saya tidak lihai menahan nafas berlama-lama di dalam air. Kondisi ombak dan arus perairan wakatobi yang waktu itu cukup kencang, membuat saya harus memikirkan keselamatan diri sendiri.
Di bagian akhir, saya sisipkan sosok anak kecil kampung bajo yang dengan polosnya ternyata ia bisa menghapal Pancasila. Kala itu, ketika mendengarnya, saya terenyuh. Di Indonesia Timur, di perkampungan di pinggir laut dengan akses yang tidak mudah, saya diingatkan kembali dengan sila-sila dasar negara Indonesia oleh seorang anak kecil yang baru berumur beberapa tahun.
Terimakasih kepada mbak Vera Makki dan Dhani Sidhancrut yang sudah berkenan mengajak saya.
Bagi teman-teman yang ingin berpartisipasi dalam Taman Bacaan Anak Lebah, bisa mengunjungi websitenya http://www.tamanbacaananaklebah.com . Twitter: @lebahbooks FB: Taman Bacaan Anak Lebah Email: lebahbooks@gmail.com.
Detail perjalanan dan foto-foto bisa dibaca di websitenya : http://tamanbacaananaklebah.com/?p=458
Suatu malam, email masuk di inbox, isinya berupa pemberitahuan kalau Blog ini, SekardusIde, masuk ke dalam nominasi Bloscar Travel 2013 oleh Skyscanner. Belakangan gw tahu kalau Skyscanner sendiri adalah website penyedia jasa pencarian kebutuhan travel. Berpusat di Edinburgh, Skotlandia dan juga membuka kantor di Singapura untuk melayani Asia Pasifik termasuk Indonesia.
Bloscar Travel 2013 sendiri, adalah pemghargaan untuk para blogger travel yang terdiri dari beberapa kategori, seperti Blogger Pria Terbaik, Blogger Wanita Terbaik, Blogger Pendatang Terbaik, Blog Foto Terbaik, dan juga Pilihan Pembaca. Dan gw masuk ke dalam nominasi Blogger Pria Terbaik.
Banyak wajah-wajah baru yang bermunculan dan masuk dalam nominasi. Yang artinya, semakin banyak pilihan bacaan baru dengan kualitas segar! Termasuk kaget juga sih, blog ini masuk nominasi. Karena memang sepertinya gw gag layak untuk masuk ke dalam nominasi, update saja jarang :))
Untuk melihat para nominasi Bloscar Travel 2013, bisa dilihat di halaman FB Skyscanner Indonesia ini: http://goo.gl/G7GWd
Pemenangnya sepertinya dipilih dari vote. Silahkan vote di sini, blog SekardusIde untuk mendapatkan Kindle Fire HD.
Selamat untuk para nominator! Thanks buat Skyscanner, ini lecutan buat gue untuk posting-posting tulisan, foto dan video yang saat ini masih tergeletak di folder :))
Buena suerte!
Gw belum cerita mengenai HUT ke-10 Fotografer.net akhir tahun kemarin. Tahun 2012 kemarin, tepatnya tanggal 30 Desember, FN memasuki tahun ke-10. Bilangan tahun yang istimewa, 1 dasawarsa sudah dilalui. Seperti ulang tahun ke-9, gw ditugasi untuk membuat video perjalanan 10 tahun FN. Kegiatan dan momen-momen apa yang sudah dilewati selama 10 tahun ini harus gw masukkan sebagai materi dari video tersebut. Maka selama sebulan sebelumnya, sedari November, gw sudah mulai mengumpulkan cerita dan footage-footage video dari tahun 2011.
Tak mudah untuk menggabungkan semua momen 10 tahun ini menjadi satu rangkaian karena FN termasuk komunitas yang cukup banyak melakukan kegiatan. Dari workshop, seminar, gathering hingga hunting foto. Belum termasuk dengan pengenalan fitur-fitur baru di FN dan beberapa aplikasi.
Selain video mengenai 10 tahun FN, ada juga video ucapan selamat ulang tahun untuk FN. Nah, di video ucapan ini, ceritanya juga cukup seru. Selama 3 hari di jakarta, kita syuting 13 tokoh fotografi nasional dan pejabat pemerintah. Kebayang kan ngatur jadwalnya para tokoh-tokoh penting ini? Hingga ada satu hari, 6 lokasi di Jakarta kita datangi. Untung jalanan cukup bersahabat sehingga waktu yang dijadwalkan bisa efektif.
Syuting ini, pengalaman pertama gw ke kantor Mentri Pembangunan Daerah Tertinggal. Pertama kalinya juga berkunjung ke rumah dinasnya Mentri Mari Elka Pangestu. Pertama kalinya juga ke studionya Om Darwis Triadi. Yang jelas, gw ketemu banyak orang-orang hebat. Mendengar dan berbicara secara langsung. Bagi gw ini suatu pengalaman yang menarik.
Penasaran melihat videonya seperti apa, bisa lihat di bawah ini. Saran, pilih kualitas HD untuk tampilan yang sedap dipandang mata.
Tak mudah untuk menggabungkan semua momen 10 tahun ini menjadi satu rangkaian karena FN termasuk komunitas yang cukup banyak melakukan kegiatan. Dari workshop, seminar, gathering hingga hunting foto. Belum termasuk dengan pengenalan fitur-fitur baru di FN dan beberapa aplikasi.
Selain video mengenai 10 tahun FN, ada juga video ucapan selamat ulang tahun untuk FN. Nah, di video ucapan ini, ceritanya juga cukup seru. Selama 3 hari di jakarta, kita syuting 13 tokoh fotografi nasional dan pejabat pemerintah. Kebayang kan ngatur jadwalnya para tokoh-tokoh penting ini? Hingga ada satu hari, 6 lokasi di Jakarta kita datangi. Untung jalanan cukup bersahabat sehingga waktu yang dijadwalkan bisa efektif.
Syuting ini, pengalaman pertama gw ke kantor Mentri Pembangunan Daerah Tertinggal. Pertama kalinya juga berkunjung ke rumah dinasnya Mentri Mari Elka Pangestu. Pertama kalinya juga ke studionya Om Darwis Triadi. Yang jelas, gw ketemu banyak orang-orang hebat. Mendengar dan berbicara secara langsung. Bagi gw ini suatu pengalaman yang menarik.
Penasaran melihat videonya seperti apa, bisa lihat di bawah ini. Saran, pilih kualitas HD untuk tampilan yang sedap dipandang mata.