Bagi orang kreatif, atau mereka yang hidup di dunia kreatif, kalau boleh dibilang tidak ada jaminan bagi mereka untuk di hari tua nanti. Ya terkecuali kalau memang mempunyai usaha sendiri. Tapi jika tidak, ya memang tidak ada semacam uang pensiun seperti mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri.


Dan ini yang menjadi pikiran saya beberapa tahun belakangan. Jika saya sudah memilih untuk tidak menjadi pegawai negri, maka mau tidak mau saya harus mempersiapkan untuk hari tua nanti. Apapun itu, saya harus punya rencana masa depan. Baik itu perlindungan jiwa, seperti asuransi dan lainnya, sudah harus saya persiapkan.

Kadang kita suka lupa. Terlampau asyik dengan project-project, deadline, lalu setelah deadline terlampaui dan mendapatkan fee, hura-hura. Ini berulang dan terus berulang. Kita lupa kelak nanti di waktu kita sudah tidak seproduktif di masa muda ini, kita tidak punya tabungan. Atau tidak punya solusi untuk kebebasan finansial. Jangan sampai deh seperti ini, kita harus punya solusi perbankan untuk investasi kita di masa akan datang ini.

Beberapa tahun belakangan ini, saya sering mencoba beberapa produk perbankan. Mencoba memilih berbagai macam layanan perbankan yang ada. Hingga akhirnya saat ini, hanya ada 2 layanan perbankan yang saya gunakan. Salah satunya adalah BCA. Alasannya sederhana, karena kemudahan transaksinya di bidang saya. Klien dengan mudah mentransfer fee tanpa harus ribet-ribet. Serta beberapa produk-produk layanannya yang cukup menarik.

Menabung, adalah satu hal yang bisa dijadikan investasi untuk masa depan. Sebisa mungkin, saya selalu memisahkan dana pribadi saya di 2 akun berbeda. Yang 1 untuk pengeluaran harian, dan yang satunya lagi untuk dana tabungan. Sederhana saja sih, kadang kita butuh dana buat berlibur. Atau tiba-tiba mobil rusak, membutuhkan biaya perbaikan dan semacamnya. Atau jangan sampai nih ya, ada suatu peristiwa yang membutuhkan dana cepat. Dari akun tabungan inilah, dana-dana darurat ini dikeluarkan.

Ya memang kadang mau tak mau kita harus cerdas dan bisa mengatur keperluan kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Sebuah pertanyaannya sederhana kan?