Kartini di Pedalaman. Judul foto yang dipamerkan di Pameran Foto Blogger Asean. [foto oleh @gage] |
Ada 1 foto saya yang masuk kurasi dan ikut dipamerkan dalam Pameran Foto Blogger ASEAN chapter Indonesia, 6-8 Agustus 2011 kemarin di Museum Bank Mandiri, Jakarta. Foto dengan judul Kartini di Pedalaman.
Foto ini saya ambil hampir setahun yang lalu. Ketika mengikuti Program Aku Cinta Indonesia Detikcom saya berkesempatan jalan-jalan 2 minggu di Maluku. Salah satu tujuan yang harus saya datangi adalah Pulau Buru, selain Pulau Ambon dan Pulau Seram.
Menempuh waktu sekitar 8 jam perjalanan laut menggunakan kapal Ferry dari Ambon, saya dan Mahe (partner tim ACIDetikcom) dan 1 pendamping lokal tiba di Pulau Buru. Ini adalah perjalanan laut terlama yang pernah saya alami. Kami tiba subuh hari di Namlea, Pulau Buru, pulau yang dahulu sempat menjadi daerah pembuangan tahanan politik. Selintas terbayang, betapa benar-benar sulitnya untuk menuju Pulau Buru ini. Dan memang cocok sebagai tempat 'pembuangan' yang jauh dari hiruk pikuk keramaian ibukota.
Tidak banyak objek wisata alam yang bisa dijumpai di Pulau Buru. Hanya ada beberapa pantai yang menjadi tempat wisata penduduk lokal. Pantai Jikumerasa, pantai yang terletak sekitar 30-45 menit dari Namlea. Pantai pasir putih ini, menjadi tujuan penduduk lokal berakhir pekan. Dan kami pun berkesempatan kesana.
Setibanya saya di Jikumerasa, dengan mobil sewaan plat Jakarta (ya, saya pun kaget jauh sekali ini mobil bisa sampai di sini hahaha), saya menyusuri bibir pantai. Ini kebiasaan saya jika tiba di suatu pantai baru, selalu tergoda untuk menyusuri dan mencari spot menarik di sepanjang pantai itu. Dan ketika saya menyusuri pantai Jikumerasa, saya berjumpa dengan penduduk lokal. Seorang perempuan, ibu dari anaknya yang berumur sekitar 8-9 tahun sedang mengumpulkan kerang-kerang di pinggir pantai dan memasukkannya ke dalam karung. Saya pun perlahan mendekatinya, menyapa dan memulai perbincangan.
Kartini di Pedalaman. Foto inilah yang dipilih masuk ke Pameran Foto Blogger Asean. |
Dari perbincangan singkat, Si Ibu ini dan adik-adiknya mengumpulkan kerang-kerang untuk dijual kembali. Nambah-nambah uang belanja, katanya. Saya pun menanyakan berapa penghasilan yang didapatkan dari menjual kerang-kerang laut ini. Si ibu menjawab bahwa ia mendapatkan Rp. 50.000 untuk 20 karung kerang laut. Saya pun kaget, saya berharap saya salah mendengarnya, tapi ternyata tidak.
Matahari semakin limbung ke barat, tak ingin berlama-lama, saya meminta izin untuk memfoto keluarga kartini ini sebagai dokumentasi perjalanan saya. Dengan senyumnya yang gagah, mereka nampak sebagai pahlawan dari ujung pelosok Indonesia di mata saya. Setidaknya, pahlawan bagi keluarga mereka masing-masing.
6 comments
If there is a will, there is a way for all women
ReplyDeleteibu itu yang ditengah bertumpu pada sekop itu ya? kelihatan tegar :)
ReplyDeletewahhh perjalanan yang menyenangkan
ReplyDeleteOoo ternyata itu foto Nico toh, aku lihat langsung fotonya di Museum Mandiri tapi gak ngeh nama fotografernya :D
ReplyDelete@ladeva: hahahaha.. thx ya udah mampir ke sini dan kemaren dateng ke pameran blogger asean :D
ReplyDeleteKeren Fotonya, dan terlebih ceritanya juga bikin kaget Nic, 50.000 untuk 20 karung? OMG..... :-( Hidup itu keras kawan :(
ReplyDelete