Postingan kali ini saya mau bercerita tentang project pertama saya bermain dengan video. Tahun lalu, saya ingat betul, saya, Rizal, Widi(wedwedwed) dan Epoy(claradevi) berniat iseng-iseng membuat video pendek. Ide ini bermula dari browsing video-video preweding yang bercerita. Berhubung kamera saya sudah mendukung untuk membuat video, kenapa ngga dicoba eksperimen sekalian.
Saya ngga punya basic sinematografi. Ketika tercetus untuk coba-coba pun saya bilang kenapa ngga? Sekalian belajar. Niat banget deh, ngumpul bareng-bareng untuk ngebikin storyboardnya. Epoy yang anak komunikasi, sedikit banyak mengetahui istilah-istilah dalam produksi. Dia juga yang ngegambar storyboardnya. Hahaha.. engga bagus sih gambarnya, tapi sebagai sutradaranya, saya bisa menangkap.
Serba minimalis. Produksi menggunakan kamera canon 500D pinjaman. Ya, berhubung kamera saya beserta laptop kecurian di kos, jadinya terpaksa meminjam. Terus, Canon 50D punyanya epoy dipakai untuk dokumentasi foto. Minim perlengkapan. Kere banget deh… tripod aja gag punya, minjem juga. Lighting seadanya mengandalkan matahari dan hanya mengatur settingan di kamera biar pas.
Lalu, ceritanya video ini berkisah tentang seorang cewe(Epoy) yang menemukan pasangannya dan terpaksa ditinggal sang kekasih(Obet) untuk melanjutkan studi di luar. Karakter sepasang kekasih ini diplot berlainan kutub. Istilahnya, + dan - yang notabene berbeda, tapi bisa bersatu.
Proses bertemunya sepasang kekasih ini pun memiliki kisah yang unik. Dari adegan berpapasan di jalan hingga akhirnya berkenalan di sebuah coffee shop. Tatkala si cowo tak sengaja menerbangkan pesawat kertas yang dibuatnya dan pesawat itu mendarat di kaki si cewe. Di situlah perkenalan dimulai. Hingga akhirnya mereka akrab dan menjadi sepasang kekasih.
Ada 7 lokasi yang waktu itu dipakai untuk video ini. Masing-masing lokasi itu bercerita tentang keseharian masing-masing lakon. Seperti adegan si cowo yang sehabis futsal, menjemput si cewe di tempat ia latihan dance. Semua lokasinya nya masih di seputaran kota Jogja. Hanya ada 1 scene yang terpaksa ke Gunung Kidul untuk mengambil adegan di hutan.
Di eksperimen ini, saya mendapatkan banyak pelajaran. Sebagai director, saya harus bisa mengarahkan talent untuk mendapatkan apa yang ada di story dan di benak saya dan tim kreatif. Harus bisa mengarahkan emosi sesuai cerita. Menjaga mood para talent dan tim kreatif. Penting banget menjaga mood itu, karena mood jelek itu bisa tergambar di wajah. Kan ngga banget misal di cerita seharusnya happy, tapi pas syuting moodnya jelek dan kebawa tertangkap kamera.
Juga saya belajar banyak komposisi, angle dan teknik dalam merekam sebuah cerita. Pokoknya ngikut apa yang ada di storyboard. Kalo misal gambarnya begitu, ya harus ngambil yang sesuai ama yang ada di gambar. Capek dan ribet? Iya. Tanya aja sama Epoy dan Obet yang pas syuting sering saya minta untuk mengulangi adegan. Kurang totalitas lah, tiba-tiba ada orang lewat lah atau gangguan lainnya yang langsung saya teriak, "Cut! Gag dapet, ulang lagi". Hahahaha.. ya, sutradara itu berkuasa sepenuhnya.
Dan karena ini project bareng-bareng. Semuanya digarap dengan fun. Misal si widi dengan asyiknya dia mengambil foto-foto dokumentasinya ketika syuting. Si epoy yang juga fashion blogger, dia senang bisa mengeluarkan semua koleksi baju-bajunya untuk dipakai syuting. Ya setidaknya, melakukan apa yang kita sukai. Entah gimana hasilnya, itu urusan nanti. Hehehe….
Setahun hampir berlalu. Video project pertama ini belum kelar diedit dan menggantung ceritanya. Kok bisa? Ya bisa aja hahhaa…
Hingga kemarin, ketika epoy minta tolong untuk dibikinin video buat kontes di blognya, stok video ini terpakai. Dengan sedikit perubahan cerita, penambahan talent dan kreatif(@nadiamaya @iphann @anglaina), dan pastinya mesti syuting lagi, jadilah videonya. Judulnya, You'll Never Feel Alone.
Gimana hasilnya? :D
18 comments
Keren Nic!
ReplyDeletemakasih ndaaal!
ReplyDeletenonton dulu ah, hehehe
ReplyDeletebagus nic tampilannya..
ReplyDeleteanyway, gambarnya agak goyang pasti rekamnya pake tangan nih.. :)
aku sempet nonton ni video di blog nya kak clara
ReplyDeletebagus banget hasilnya! goodluck ;)
wedew...keren banged hasilnya. Apalagi mengingat tools yang digunakan "cuma" cannon 50D. Sekedar masukan mungkin detail ceritanya bisa dibuat lebih natural. Misalnya bagian pertemuan pertama ketika melempar pesawat kertas. Rasanya jarang orang melempar dengan gerakan seperti itu (ke arah belakang). Mungkin lebih asyik kalau tetap dibuat melempar ke depan, dan sementara si pesawat kertas jarang yang bergerak lurus. Jadi bisa dibuat, berbelok hingga jatuh ke kaki si cewek yang ada disamping. Rasanya akan lebih halus. :)
ReplyDeleteHaha. mantap bener si abang satu ini, kapan2 kalo gue ke Jogja main pilem juga ah. lol
ReplyDeletehihihi mantap mas nic... keren. fun bgt videonya Cuma yang terahir-terahir pengambilan gambar cewe makan ice creamnya terlalu lama :D Imho si. hihihi tapi ini fun bgt videonya mas..
ReplyDelete@jarwadi: please.. :D
ReplyDelete@Billy: iya, gag pake steady nih… :D
@Okky dommy: thanks yaa.. hihihi
@bukan detikcom: hihihi.. makasih masukannyaaa…
@iman: hmm… gag kuat bayarnya kalo aktornya iman :))
@sibair: hihihi.. makasih mas bair… hihihi
damn you nic!! why Semarang don't have young creative blogger like you hahaha~ .. hrs gw cari neh !!
ReplyDeleteKece :)
ReplyDeletegw suka dan ini layak di tonton...
ReplyDeleteHANJRITOZ.... kereeeeeeennn Nicoooo *menanar menatap video nya*
ReplyDeleteeh kok bagus? kok bagus ya? iiiih kok baguuuusss siiih???? *good job kakaaak nico!*
ReplyDelete@didut: hihihi btw, semarang banyak blogger kreatip juga kok!
ReplyDelete@fairyteeth: menatap pideonya ato menatap ipan? :D
@ranum: halah :))
alur ceritanya dapet :D
ReplyDeleteaku suka banget sama video ini nikochan.. :">
ReplyDeletepake lensa fix 1.8 ya mas?
ReplyDelete