Pernah ngga sih terpikir kalo twitter dijadikan media untuk melihat seberapa paham siswa mengerti di kelas?
Beneran, saya sebelumnya ngga terpikirkan sama sekali. Baru ketika saya mengunjungi Ngee Ann Secondary School, dalam rangkaian acara Innovative Education Forum, salah seorang guru menjelaskan bahwa ia menggunakan media twitter di dalam kelas.
Nah, gimana tuh? Ya itu dia, pake twitter. Jadi gini pengenalan awalnya, penggunaan handphone di Sekolah Ngee Ann itu diperbolehkan. Jadi tidak dilarang. Lalu, ada seorang guru yang memanfaatkan twitter untuk mengetahui seberapa paham muridnya dalam menyerap pelajaran yang ia sampaikan.
Caranya? Caranya dengan melibatkan murid untuk memberikan kesimpulan di setiap akhir kelas yang dimention langsung ke akun twitter guru tesebut. Setelah murid mengirimkan mention tweets, maka akan langsung ditampilkan di depan kelas oleh guru. Nah,guru jadi tahu seberapa besar atau mana-mana saja murid yang mengerti. Tak hanya kesimpulan saja sih, kuis atau pertanyaan-pertanyaan bisa diajukan melalui twitter.
Saya rasa sih bagus juga pemanfaatan medianya. Kadang ada murid yang malu kalau langsung berbicara atau takut salah. Dengan menulis tweets, mereka murid seakan-akan nothing to lose aja. Enjoy gitu. Kalau saya sih lebih suka seperti itu. Ini perlu diteliti lebih lanjut sih mengenai aspek psikologisnya, tapi paling tidak ide penggunaan twitter dalam proses pembelajaran itu cukup menarik.
hall perpustakaan
Lab Design & Technology Departments
Lalu kalau kita berbicara secara umum mengenai Ngee Ann Secondary school ini, saya menilai sekolah ini memang sudah maju. Dari segi fasilitas, mungkin hampir menyerupai Sekolah Tinggi atau Universitas di daerah. Lebay sih, tapi ya memang begitu. Ada Lab Design and Technology yang bikin saya betah di dalamnya berlama-lama. Auditoriumnya yang dalamnya mirip tempat bioskop. Siswa bisa mengadakan kegiatan seni, musikal, kelas umum di auditorium yang nyaman ini. Lalu ada Multipurpose hall, bisa dipakai untuk macam-macam juga. Latihan paduan suara, olahraga dan lain-lain deh, karena emang hallnya cukup luas. Lalu, bagi siswa yang hobi membaca, perpustakaan ini merupakan surga bagi mereka. Banyaknya buku serta interior yang simple modern menambah betah berada di perpustakaan. Sepertinya pihak sekolah menyadari bahwa salah satu aspek penting dalam proses kita belajar adalah kenyamanan.
Okey, terlepas dari semua fasilitas yang ada di Ngee Ann, ada satu hal yang terpenting. Peran Guru. Di sini saya melihat guru di dalam kelas itu bukan satu-satunya penyedia informasi yang ada selama kelas berlangsung. Tidak. Tetapi siswa juga menjadi salah satu penyedia informasi tersebut. Guru berperan untuk memacu siswa agar berpartisipasi aktif di dalam kelas. Ada interaksi.
Keuntungannya banyak tuh, paling ngga, memacu siswa untuk berpikir dan selalu mencari informasi sendiri selain apa yang diberikan oleh guru. Mengembangkan wawasan dan membuat cerdas siswa deh pada akhirnya. Ini poin pentingnya, jadi siswa tidak hanya sekadar duduk, mencatat setiap omongan guru, lalu pulang tanpa meninggalkan jejak di labirin otak mereka.
tulisan sebelumnya:
Dari Singapore, Microsoft Innovative Education Forum episode 1
foto-foto: album di facebook
13 comments
memanfaatkan twitter untuk mengetahui seberapa paham muridnya dalam menyerap pelajaran yang ia sampaikan? Ah guru yang keren sekali! :D
ReplyDeleteiya, moga guru2 yg lain juga membaca ini :D
ReplyDeletekenapa twitter?
ReplyDeletekenapa ga plur katau FB? kenapa ga BBM?
*pertanyaan bodoh*
interesting :D
ReplyDeletemirip The Simpsons.
ReplyDeleteMrs. Krabappel digantikan sama Zack yg techie. penyampaian pelajaran di kelas Bart lewat twitter, SMS & youtube.
eh tapi dengan ending kembali ke kelas konvensional dink :D
@rime: kenapa ngga? mungking aja tuh...
ReplyDelete@monsterofblah: wooorgh... della komen! :D
@alle: gag suda de simpson, gitu ya le?
tertarik ga nic jadi guru di sana...:p
ReplyDeletehttp://abudira.wordpress.com/2010/04/23/perguruan-tinggi-idaman/
ReplyDeletewah keren2 tmptnya... sebenernya sih bisa berguna kalo dipakai dengan benar, :) nice post
ReplyDeletekalo abis pergi ngeliat yang kayak gitu dan balik ke sini dan melihat kondisi di sini suka miris ya :D tapi kita ga boleh kehilangan harapan :D dengan keterbatasan, udah banyak juga guru-guru kita yang melek socmed, tinggal gimana memberdayakannya aja and how to reach out to them :) let's make some noise!
ReplyDeleteguru nya nge jawab lewat twitter juga ga ya? kalo iya, kan mempermudah murid biar ga susah2 nyatet tapi bisa di baca dan belajar dr twit nya si guru hehhehe..
ReplyDeletewah..keren..keren..perlu dicontoh tuh di sini
ReplyDeletesebuah pandangan yang sangat maju sekali,,, :D
ReplyDelete