Si Tukang Tepu yang ketangkep basah itu, menurut pengakuan korban, dia bermodus operandi dengan menyamar sebagai orang yang sakit-sakitan. Ato mengaku tinggal di Negara-negera di luar. Gelagatnya baek dah, sopan, terus apalagi ya? Mmm… ngakunya ganteng. Tajir. Dan pastinya tukang ngegombal. Buktinya banyak yang kena pincut. Pincut lho ya, bukan pecel pincuk.
Cih! Gara-gara preseden buruk yang sangat mencontreng ini, saya sebage anak bandel rada parno sendiri. Kan kalo sifat anak baiknya lagi kumat gitu, ntar dikira orang mo ngapa-ngapain gitu. Mo nipu lah, ada maunya lah, mo ngutanglah dan blablabla. Apa, flirting? Ooo ya kalo flirting-flirting dikit ya wajarlah. Lah, kok jadi ke flirting-flirting sih. Ini kan lagi ngomongin tetangga kita itu. Ya mari kita berdoa bareng-barenglah, semoga lingkungan kita semua bersih dari tukang-tukang tepu seperti ini. Ngga usah lagi kita denger tukang-tukang tepu seperti ini. Mari kita jalan-jalan dan makan-makan saja. Seperti warga RT tempat saya sehari-hari bergumul itu. Hadooh, ntar ada yang tersinggung lagi. Maafken kalo guyonan dianggep serius.
Yawda kalo begitu, met hari ahad. Monggo yang mau maen golf silahkan dilanjutkan…
*ini berupa postingan panjang sekenanya dan menjemukan:D*
“ Sebelum lulus kuliah, minimal nulis 1 buku!”
Ya, itulah kata-kata yang pernah saya ucapkan kebeberapa teman-teman kuliah yang dekat dengan saya. Saat itu baru menginjak masa-masa semester 3. Waktu itu saya tak mendefinisikan lebih detail bukunya tentang apa dan seperti apa. Pokoknya punya buku yang saya nulis di dalamnya! Itu saja!
Gag tau. Napa kepikiran mo nulis buku. Mungkin biar bisa diceritain ke anak cucu kalo Bapak itu dulu pernah nulis buku. Hahaaha….
Entah bukunya apa yg ditulis! Dodol!
Ternyata nulis dan menerbitkan buku itu gag mudah. Butuh konsistensi, waktu dan persisten(persisten dengan konsisten bukannya hampir mirip?). Sebagai orang yang kadang suka mood-moodan, menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai itu susahnya minta ampun. Nulis cerpen cuman bertahan 2 part. Rencananya sih mau sampe 8 part, sekalian jadi novel:D. Tapi apa daya, belum tergugah dan tergigih(opo ki). Nulis yang rada bau teknologi paling banter jadi miniebook. Cih!
Hingga suatu ketika di semester 6 ato 7 ya? Lupa. Ada mata kuliah Kapita Selekta Sistem informasi, pak dosennya mencoba metode pembelajaran baru untuk matkul itu. Selama satu semester, kelompok mahasiswa diharuskan membedah satu software free. Produk akhirnya harus berupa buku yang setiap minggu harus ada report serta progress kemajuan dari tugas ini. Kelompok yang terpilih, karya bukunya akan diterbitkan. Mirip dengan kuliahnya kang Onno, mahasiswa disuruh bikin buku, syarat lulus matkul itu. Itu dulu dia cerita pas beberapa kali ikut seminarnya.
Menyiksa? Iya! Bagi sebagian:D. Bagi yang enjoy ya enjoy aja… Saya mah merasa ini kesempatan! Hohoho… ada batas waktu dan ada yang nguber-nguber. Nah, dari awal, saya dan temen2 kelompok, ada Bayu Sulistyanto, Rifki dan Siswantoro langsung ngajuin judul tentang Oracle XE. Freeware yang sempat saya baca artikelnya di majalah. Saya pikir menarik dan judulpun diterima. Hahaha.. keinget pas rebutan judul. Karena gag boleh sama.
Judul dapat, mulai deh pengerjaan. Bagi-bagi kerjaan ke temen-temen. Namanya nggarap buku bareng-bareng, saya harus nransfer ini ide di otak. Knowledge juga. Trus harus nunggu-nunggu kerjaan rekan udah selesai apa belum. Dan blablabla… Inget, ini tugas kuliah, kelompok lagi. Ada yang berperan lebih dibandingkan yang lain. Dan itu biasa dalam tugas kelompok. Kalo gag sabar dan sadar batas waktu, sudah langsung digarap sendiri.
Pengerjaannya pun berlangsung, nyari-nyari resource lebih detail di oracle.com-nya. Buku indonesianya belum ada waktu itu. Masih ‘seger’ itu softwarenya. Jadinya dengan sedikit informasi dari situs vendornya, trus improvisasi sendiri bareng-bareng kelompok, jadi deh!
Semester pun berganti. Karya buku sudah selesai dan terpilih untuk diterbitkan. Terus waktu berjalan… draft buku sudah masuk dipenerbitan. Terus lagi waktu berjalan… Draftnya minta direvisi lagi! Mampus! Temen-temen udah pada nyebar kemana-mana, pada sibuk Kerja Praktek atau Tugas akhir(lupa). Iyaaak… revisi pun kelaaar. Waktu pun terus berjalaaan…. Draft masih di penerbit. Teruuus waktu berjalan…. Hingga akhir tahun lalu, Pak Fathul memberitahukan kepada saya bahwa bukunya udah cetak dan mempertemukan dengan pemilik penerbitan di suatu acara yang tak disangka saya bisa ketemu.
Berharap buku kemaren itu bukan buku yang pertama sekaligus menjadi yang terakhir. Yap, draft satu lagi masih ada. Masih harus dipermak ulang, moga beberapa bulan kedepan ini sudah selese dipermaknya dan mencari penerbit yang mau menerbitkannya:D.