Seorang teman mengirim sms kepada saya yang isinya memberitahukan ada lowongan magang untuk suatu proyek E-Government. Karena merasa tertarik, saya langsung menghubunginya untuk mendapatkan informasi lebih detail. Teman tersebut saya kenal disuatu kepanitiaan UII EXPO dan cukup menyenangkan bisa bekerja sama dengannya.
Ok, singkat saja. Dia memberitahukan bahwa ditempatnya bekerja, suatu LSM yang fokus ke reformasi pemerintahan membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan tentang ICT khususnya tentang E-Government. Dan Dia merasa bahwa saya salah satu yang cocok untuk posisi tersebut. Sebelumnya, dia mencoba untuk mengirim sms kebeberapa nomor temannya yang memiliki latar belakang yang sama dengan saya. Dari sekian nomor yang telah dikirimnya sms, hanya ke nomor saya saja yang sms tersebut terkirim. Beberapa nomor lainya diperkirakan telah berganti nomor, sehingga tidak dapat dihubungi.
Saya berpikir, apakah ini salah satu keuntungan untuk tidak gonta-ganti nomor handphone. Terang saja, dari pertama kali memiliki HP, saya masih setia dengan nomor lama saya, yaitu nomor Mentari edisi Mentari+. Nomor yang saya punya ini bisa dikatakan nomor jadul. Ya..ga jadul amat sih, keluaran taun 2002. Tapi jika dibandingkan dengan kebanyakan orang sekarang ini, nomor mereka paling masih beberapa bulan, bahkan hitungan hari.
Dan di akhir postingan ini, untuk semua teman-temanku dimanapun kalian semua berada, saya ingin katakan bahwa saya masih memakai nomor yang lama.
So...contact me, ok!
*postingan dihari libur sekalian nyari materi tentang E-Gov untuk proposal yang akan diajukan. semoga saja lancar.
Ok, singkat saja. Dia memberitahukan bahwa ditempatnya bekerja, suatu LSM yang fokus ke reformasi pemerintahan membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan tentang ICT khususnya tentang E-Government. Dan Dia merasa bahwa saya salah satu yang cocok untuk posisi tersebut. Sebelumnya, dia mencoba untuk mengirim sms kebeberapa nomor temannya yang memiliki latar belakang yang sama dengan saya. Dari sekian nomor yang telah dikirimnya sms, hanya ke nomor saya saja yang sms tersebut terkirim. Beberapa nomor lainya diperkirakan telah berganti nomor, sehingga tidak dapat dihubungi.
Saya berpikir, apakah ini salah satu keuntungan untuk tidak gonta-ganti nomor handphone. Terang saja, dari pertama kali memiliki HP, saya masih setia dengan nomor lama saya, yaitu nomor Mentari edisi Mentari+. Nomor yang saya punya ini bisa dikatakan nomor jadul. Ya..ga jadul amat sih, keluaran taun 2002. Tapi jika dibandingkan dengan kebanyakan orang sekarang ini, nomor mereka paling masih beberapa bulan, bahkan hitungan hari.
Dan di akhir postingan ini, untuk semua teman-temanku dimanapun kalian semua berada, saya ingin katakan bahwa saya masih memakai nomor yang lama.
So...contact me, ok!
*postingan dihari libur sekalian nyari materi tentang E-Gov untuk proposal yang akan diajukan. semoga saja lancar.
4 comments
sama nic, aku juga sebel ma orang yang suka gonta-ganti nomor, bikin susah dilacak aja..hehehe
ReplyDeletewah kok sejenis sama saya..no hap saya generasi pertama satelindo ( sekarang Mentari )..masih 08168xxxxxx dari tahun 95..sampai dikasih kartu VIP karena pelanggan setia ha ha
ReplyDeletesenja : bener nja, jd susah menghubungi.
ReplyDeleteiman brotoseno : waahh lebih djadul mas..hehe..
btw, mang utk dpt kartu VIP butuh berapa taun ya?
Co, nomer HP saya masih yang lama kok (M3 & xPlor). Jadi kalo mo kontak proyekan e-Gov, masih bisa dihubungi ..hehehehe....
ReplyDelete